BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), banjir adalah
peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang
meningkat. Definisi kedua dari kamus tersebut, banjir adalah berair banyak dan
deras, kadang-kadang meluap. Pengertian kedua ini biasanya dipakai untuk
menyebutkan sungai atau kali yang banjir. Kalau kata “banjir” ini ditambah awalan
“me” dan akhiran “i” jadi “membanjiri” maka artinya menjadi “menggenangi”.
Jadi, kalau dipakai dalam kalimat “Hujan membanjiri jalan raya di Jakarta” itu sama saja artinya dengan hujan menggenangi jalan raya di Jakarta. Dari kalimat itu menunjukkan kalau antara “banjir” dan “genangan” memiliki pengertian yang sama, tidak berbeda. Hal ini berarti pemahaman Bang Foke tentang banjir itu kurang tepat.banjir adalah suatu keadaan sungai, dimana aliran air tidak tertampung oleh palung sungai, sehingga terjadi limpasan, dan atau genangan pada lahan yang semestinya kering.
Jadi, kalau dipakai dalam kalimat “Hujan membanjiri jalan raya di Jakarta” itu sama saja artinya dengan hujan menggenangi jalan raya di Jakarta. Dari kalimat itu menunjukkan kalau antara “banjir” dan “genangan” memiliki pengertian yang sama, tidak berbeda. Hal ini berarti pemahaman Bang Foke tentang banjir itu kurang tepat.banjir adalah suatu keadaan sungai, dimana aliran air tidak tertampung oleh palung sungai, sehingga terjadi limpasan, dan atau genangan pada lahan yang semestinya kering.
Banjir sebagai suatu keadaan air yang menenggelami atau
menggenangi sesuatu kawasan atau tempat yang luas. Adapula yang mendefinisikan
banjir sebagai luapan air yang melebihi dari standar kapasitas akibat hujan
yang terus-menerus. Ada lagi yang menyatakan banjir sebagai hadirnya air
di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
tujuan makalah diatas, maka masalah-masalah yang di bahas dapat di rumuskan
sebagai berikut :
a. Pengertian banjir ?
b. penyebab terjadinya banjir ?
c. Dampak Negatif Dari Banjir ?
d. Manfaat banjir ?
e. Cara Mencegah Banjir ?
C. Tujuan
Makalah
yang kami susun dengan judul Banjir bertujuan untuk mengetahui tentang
:
a. Bagaimana proses terjadinya banjir
b. Untuk mengetahui penyebab banjir
c. Untuk mengetahui apa tindakan yang
di lakukan saat bajir
d. Untuk mengetahui tentang apa yang
harus di lakukan agar tidak ada jatuh korban ketika banjir
D.
Manfaat
Manfaat
yang diperoleh penulis adalah :
1.
Dapat mengetahui pengertian banjir;
2.
Dapat mengetahui cara pencegahan
terhadap banjir;
3.
Dapat mengetahui dampak dari banjir;
4.
Dapat mengetahui faktor penyebab
banjir;
5.
Dapat mengetahui bagaimana cara
menanggulangi banjir.
BAB II
PEMBAHASAN
1)
Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika
aliran air yang berlebihan merendam daratan. Pengarahan banjir Uni
Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman sementara oleh air pada daratan
yang biasanya tidak terendam air.Dalam arti "air mengalir", kata ini
juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan
air seperti sungai
atau danau
yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah
sesuai perubahan curah hujan dan pencairan salju musiman, namun banjir yang
terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai daerah yang dimanfaatkan manusia
seperti desa, kota, dan permukiman lain.Banjir juga dapat terjadi di sungai,
ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai.
Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan yang dibangun di
dataran banjir sungai alami.
Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari
dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap
dan bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta
perjalanan dan perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di
wilayah rawan banjir adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar
daripada biaya kerusakan akibat banjir periodik.Mitos banjir besar adalah
kisah mitologi
banjir besar yang dikirimkan oleh Tuhan
untuk menghancurkan suatu peradaban sebagai pembalasan agung dan
sering muncul dalam mitologi berbagai kebudayaan di dunia.
Menurut SK SNI M-18-1989-F (1989) dalam (Suparta
(2004) dijelaskan bahwa Banjir adalah aliran yang relatif tinggi, dan tidak
tertampung oleh alur sungai atau saluran. Aliran yang dimaksud disini adalah
aliran air yang sumbernya bisa dari mana aja. Dan air itu ngeluyur keluar dari
sungai atau saluran karena sungai atau salurannya sudah melebihi kapasitasnya.
Kondisi inilah yang disebut banjir.
2)
Penyebab Terjadinya
Banjir
Sering sekali terjadinya
banjir, dan hampir setiap kali hujan, maka pasti ada saja daerah yang terkena
banjir. Apa penyebab banjir itu, secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah
Banjir di Indonesia sekarang sedang
terjadi dimana-mana. Yang menjadi faktor ada 2 yaitu faktor dari alam dan
faktor dari ulah manusia.
Yang pertama disebabkan oleh alam.
Kalau penyebabnya alam tidak ada yang disalahkan. Karena penyebabnya adalah
hujan deras yang tidak ada hentinya. Faktor dari alam erat hubungannya dengan
faktor yang kedua yaitu faktor dari ulah manusia. Ulah manusia antara lain
penebangan hutan secara liar, membuang sampah sembarangan dan pembakaran hutan.
Penebangan hutan secara liar dapat
menyebabkan huatan menjadi gundul. Dan itu akan mengakibatkan tanah tidak dapat
menyerap air secara sempurna. Karena biasanya yang dapat menyerap air secara
sempurna adalah akar-akar dari tumbuhan. Dan air yang telah diserap disalurkan
ke daun. Apabila daun dari tumbuhan tersebut tidak ada, air tidak dapat
disalurkan. Apabila air yang menggenang banyak akan mengakibatkan banjir.
Membuang sampah sembarangan itulah
yang banyak dilakukan oleh masyarakat. Karena masyarakat belum bisa menyadari
apa yang akan terjadi setelah itu. Tapi sekarang sudah banyak orang menyadari
bahwa itu akan merugikan diri sendiri. Sekarang masyarakat mulai melakukan
pembersihan di aliran-aliran sungai. Untuk pembakaran hutan sama halnya dengan
penebangan hutan yang mengakibatkan terjadinya erosi.
Salah satu sebab utama perusakan hutan hujan dan terjadinya
banjir adalah penebangan hutan. Banyak tipe kayu yang digunakan untuk
perabotan, lantai, dan konstruksi diambil dari hutan tropis di Afrika, Asia,
dan Amerika Selatan. Dengan membeli produk kayu tertentu, orang-orang di daerah
seperti Amerika Serikat secara langsung membantu perusakan hutan hujan.Walau
penebangan hutan dapat dilakukan dalam aturan tertentu yang mengurangi
kerusakan lingkungan, kebanyakan penebangan hutan di hutan hujan sangat
merusak. Pohon-pohon besar ditebangi dan diseret sepanjang hutan, sementara
jalan akses yang terbuka membuat para petani miskin mengubah hutan menjadi
lahan pertanian. Di Afrika para pekerja penebang hutan menggantungkan diri pada
hewan-hewan sekitar untuk mendapatkan protein. Mereka memburu hewan-hewan liar
seperti gorila, kijang, dan simpanse untuk dimakan.
Penelitian telah menemukan bahwa
jumlah spesies yang ditemukan di hutan hujan yang telah ditebang jauh lebih
rendah dibandingkan dengan jumlah yang ditemukan di hutan hujan utama yang
belum tersentuh. Banyak hewan di hutan hujan tidak dapat bertahan hidup dengan
berubahnya lingkungan sekitar.Penduduk lokal biasanya bergantung pada
penebangan hutan di hutan hujan untuk kayu bakar dan bahan bangunan. Pada masa
lalu, praktek-praktek semacam itu biasanya tidak terlalu merusak ekosistem.
Bagaimanapun, saat ini wilayah dengan populasi manusia yang besar, curamnya
peningkatan jumlah orang yang menebangi pohon di suatu wilayah hutan hujan bisa
jadi sangat merusak. Sebagai contoh, beberapa wilayah di hutan-hutan di sekitar
kamp-kamp pengungsian di Afrika Tengah (Rwanda dan Congo) benar-benar telah
kehilangan seluruh pohonnya.
3)
Dampak Negatif Dari
Banjir
Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan
hidup berupa:
1. Rusaknya areal pemukiman penduduk,
2. Sulitnya
mendapatkan air bersih,
dan
4. Rusaknya areal pertanian
5. Timbulnya
penyakit-penyakit
6. Menghambat transportasi darat
7. Menambah banyak tumpukan
sampah di daerah yang lebih rendah
8. Mengikis tanah yang
tingkat kemiringannya curam
9. Banyak keluarga yang
kehilangan tempat tinggal (seperti di daerah Tuban)
10. Banyak anak-anak
kehilangan orang tua dan sanak saudaranya
11. Banyak orang kehilangan
mata pencahariannya
12. Tanah menjadi tidak
subur karena banjir membawa sampah plastic
Ø Dampak primer
Kerusakan fisik - Mampu merusak berbagai jenis struktur, termasuk
jembatan, mobil, bangunan, sistem selokan bawah tanah, jalan raya, dan kanal
Ø Dampak sekunder
·
Persediaan air – Kontaminasi air. Air minum bersih mulai langka.
·
Penyakit - Kondisi tidak higienis. Penyebaran penyakit bawaan air.
·
Pertanian dan persediaan makanan - Kelangkaan hasil tani
disebabkan oleh kegagalan panen.Namun, dataran rendah dekat sungai bergantung
kepada endapan sungai akibat banjir demi menambah mineral tanah setempat.
·
Pepohonan' - Spesies yang tidak sanggup akan mati karena tidak
bisa bernapas.
·
Transportasi - Jalur transportasi hancur, sulit mengirimkan
bantuan darurat kepada orang-orang yang membutuhkan.
Ø Dampak tersier/jangka panjang
Ekonomi - Kesulitan ekonomi karena penurunan jumlah wisatawan,
biaya pembangunan kembali, kelangkaan makanan yang mendorong kenaikan harga,
dll
4)
Manfaat banjir
1. Membersihkan sampah di daerah yang
lebih tinggi
2. Menyuburkan tanah karena banjir
membawa humus yang sangat subur
3. Memberi pelajaran pada manusia agar
tidak membuang sampah sembarangan
4. Menjadi surga rizki bagi para
pemulung
5)
Cara Mencegah Banjir
a.
Membuat Lubang Resapan Biopori - Mencegah
Banjir Dimusim Banjir
Hujan turun
banjirpun datang, begitulah fenomena yang kini terjadi di beberapa daerah di
negri kita ini. Setiap musim hujan tiba, banyak orang selalu khawatir
akan datangnya banjir. Banjir di musim hujan dan kekeringan air di musim
kemarau menjadi masalah yang serius dari tahun ke tahun.Banjir menjadi agenda
tahunan bagi warga yang tinggal didaerah pinggiran sungai. Namun jangan
heran, dataran yang jauh dari sungai pun kini sudah tidak luput dari
banjir. Akhir-akhir ini, banjir tidak lagi terjadi di daerah pinggiran
sungai saja, namun banjir terjadi juga di daerah dataran tinggi. Hal ini
terjadi karena tanah sudah kehilangan fungsinya dalam menyerap air, akibat dari
maraknya penebangan hutan dan pembangungan gedung dan perumahan yang tidak ramah
lingkungan.
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar dapat mengurangi
banjir tahunan, yaitu dengan menanam banyak pepohonan agar air hujan tidak
langsung mengalir ke sungai, tetapi tertahan pada akar pepohonan.
Kandungan air pada akar pepohonan akan berfungsi sebagai reservoir di musim
kemarau.Mengolah sampah dengan benar. Tidak membuang sampah ke sungai
atau ke jalanan, juga dapat mengurangi bahaya banjir. Jika sampah dibuang
sembarangan, sampah dapat menyumbat saluran-saluran air yang ada dan mengakibatkan
banjir saat hujan datang.
Mencegah banjir dengan membuat sumur
resapan adalah cara yang terbaik untuk daerah perkotaan. DKI Jakarta sudah
menerapkan kewajiban bagi warganya untuk membuat sumur resapan melalui SK
Gubernur DKI nomor 17 Tahun 1992, yang telah dijadikan Perda no. 17/1996,
isinya mewajibkan warga Jakarta mebuat sumur resapan. Namun karena biaya
pembuatan yang cukup mahal, maka kebanyakan warga DKI tidak melaksanakan aturan
perda tersebut. Itu salah satu sebab mengapa banjir selalu terjadi dan
semakin parah saja setiap tahunnya.
Kesadaran masyarakat untuk
berpartisipasi dalam menanggulangi banjir sangat memegang peranan
penting. Kurangnya kepedulian warga dan lemahnya peran pemerintahan
menjalankan peraturan yang ada, memicu masalah banjir semakin buruk dari tahun
ke tahun.
Pembangunan banjir kanal didaerah Timur
dan Barat DKI Jakarta diharapkan akan mengurangi terjadinya banjir dimasa
mendatang. Namun pembangunan kanal tersebut tidak menjamin bahwa banjir
tidak akan terjadi. Kepedulian warga tetap memegang peranan penting dalam
mencegah banjir. Tanpa ada partisipasi masyarakat secara luas, banjir
sudah dipastikan akan datang kembali.
Salah
satu cara terbaru, dengan biaya cukup murah, untuk mengatasi banjir ini adalah
dengan mebuat lubang resapan Biopori di dalam tanah. Biopori sendiri
merupakan pori-pori berbentuk lubang (terowongan ) yang terbentuk oleh
aktivitas organisme tanah dan pengakaran tanaman. Aktivitas merekalah
yang akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah, dimana
rongga-rongga tersebut akan terisi udara yang menjadi saluran air untuk meresap
ke dalam tanah.
Bila lubang-lubang
seperti ini dibuat dalam jumlah yang banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah
untuk meresapkan air akan meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam
meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan
tanah. Dengan kata lain akan mengurangi banjir yang mungkin akan
terjadi. Karena air dapat diserap langsung ke dalam tanah.
Peningkatan jumlah biopori tersebut dapat dilakukan dengan membuat lubang
vertikal kedalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik,
seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput dan vegetasi
lainnya. Bahan organik ini, melalui proses pengomposan, menjadi sumber energi
bagi organisme di dalam tanah. Dengan adanya bahan organik yang cukup,
aktifitas mereka didalam tanah akan meningkat. Dengan meningkatnya
aktifitas organisme dalam tanah maka akan semakin banyak rongga-rongga biopori
yang terbentuk.
Cara ini boleh dibilang murah dan mudah dibuat
dibandingkan dengan membuat sumur resapan yang memerlukan lahan luas dan biaya
bahan yang cukup besar. Lubang Biopori bisa dibuat dimana saja; gedung
perkantoran, taman dan kebun, pelataran parkir, halaman rumah terutama
disekitar rumah yang berlahan sempit sekalipun, dan juga bisa dibuat di dasar
parit. Dengan alat yang sederhana, pembuatan lubang biopori ini dapat
dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga juga.Metode Biopori ditemukan oleh Ir.
Kamir Raziudin Brata MSc, peneliti dan dosen Department Limu Tanah dan Sumber
Daya Alam IPB tahun 1976. Sebelum disosialisasikan ke masyarakat, ia
sudah memakainya selama 20 tahun lebih di lingkungan rumahnya.
b.
Cara mebuat lubang resapan biopori
Buat lubang berbentuk silinder secara
vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm, dengan kedalaman lubang
80-100cm. Lubang resapan ini bisa dibuat halam rumah, didasar saluran air
(got), batas antara tanam dan teras, atau pada tanah lapang berumput, dimana
ada genangan dan aliran air hujan.Agar pinggiran lubang tidak
cepat rusak, bibir lubang diperkuat dengan adonan semen selebar 2-3 cm dengan
tinggi 10 cm, disekeliling mulut lubang agar tak cepat rusak terkikis.
Atau memasang pipa paralon diamerter 12cm di bagian atasnya.
Masukan sampah organik yang
berasal dari sampah dapur, sisa-sisa tanaman, daun yang terjatuh mengering,
potongan rumput dan sampah vegatasi lainnya kedalam lubang tersebut.
Sampah organik ini memancing binatang-binatang kecil seperti cacing atau rayap
masuk kedalam lubang dan membuat rongga biopori sebagai saluran-saluran kecil.Sampah
dalam lubang akan menjadi sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan
kegiatannya melalui proses pengomposan. Sampah yang telah terurai oleh microba
ini dikenal sebagai kompos yang dapat dipergunakan sebagai pupuk organik.
Melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai
bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai alat pembuat kompos.
Tambahkan sampah organik
kedalam lubang, karena sampah lambat laun akan menyusut. Setelah lubang
dirasakan sudah penuh, kompos bisa diambil untuk dijadikan pupuk tanaman.
Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dimanfaatkan sebagai
pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran,
buah-buahan dan jenis tanaman lainnya.
c.
Cara Penanggulangan
Banjir
1.
Tidak menebangi pohon secara liar untuk lahan pertanian baru
2.
Menanami kembali lahan-lahan yang kosong dengan tanaman baru.
3.
Mengadakan reboisasi dan penghijauan.
4.
Dibuat hutan lindung.
5.
Menjaga lingkungan agar tetap bersih.
6.
Tidak membuang sampah sembarangan.
7.
Sampah-sampah plastik sebaiknya dibakar.
Dengan cara di atas, dapat mengurangi terjadinya
banjir di daerah-¬daerah yang sering terjadi banjir seperrti di Jakarta, ibu
kota Indonesia yang sering mengalami banjir karena penduduknya yang sering
membuang sampah sembarangan sehingga menyebabkan banjir yang sangat
membingungkan warga, karena merusak rumah penduduk dan menyebabkan penyakit
menular seperti diare, gatal-gatal dan katarak. Mereka menjadi seperti itupun
karena ulah mereka sendiri yang membuang sampah sembarangan. Maka dari itu,
semoga dengan cara-cara tersebut di atas dapat menanggulangi banjir yang
terjadi di berbagai daerah.tetapi ketika banjir datang, selalu terjadi saling
menuding tentang siapa yang salah. Di lain pihak, para ahli cendekia lalu sibuk
mengeluarkan pendapat tentang apa dan mengapa terjadi banjir. Ketika banjir
surut, perhatian akan banjir ikut surut pula. Kemudian ribut-ribut lagi ketika
musim berganti dan banjir datang berulang.
Secara filosofis, ada tiga metode penanggulangan
banjir. Pertama, memindahkan warga dari daerah rawan banjir. Cara ini cukup
mahal dan belum tentu warga bersedia pindah, walau setiap tahun rumahnya
terendam banjir. Kedua, memindahkan banjir keluar dari warga. Cara ini sangat
mahal, tetapi sedang populer dilakukan para insinyur banjir, yaitu normalisasi
sungai, mengeruk endapan lumpur, menyodet-nyodet sungai. Faktanya banjir masih
terus akrab melanda permukiman warga. Ketiga, hidup akrab bersama banjir. Cara
ini paling murah dan kehidupan sehari-hari warga menjadi aman walau banjir
datang, yaitu dengan membangun rumah-rumah panggung setinggi di atas muka air
banjir.
Secara normatif, ada dua metode penanggulangan
banjir. Pertama, metode struktur, yaitu dengan konstruksi teknik sipil, antara
lain membangun waduk di hulu, kolam penampungan banjir di hilir, tanggul banjir
sepanjang tepi sungai, sodetan, pengerukan dan pelebaran alur sungai, sistem
polder, serta pemangkasan penghalang aliran.
Anggaran tak seimbang Dalam pertemuan-pertemuan
antarpemangku kepentingan (stakeholder) tentang penanggulangan banjir, telah
ada political will dari pemerintah, yaitu akan melaksanakan penanggulangan
banjir secara hibrida, dengan melaksanakan gabungan metode struktur dan
non-struktur secara simultan. Bahkan, telah dibuat dalam perencanaan jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Namun, dalam implementasinya,
penanggulangan banjir yang dilakukan pemerintah masih sangat sektoral, alokasi
anggaran antarsektor tidak seimbang. Anggaran penanggulangan banjir metode
struktur alias konstruksi teknik sipil lebih besar dibandingkan dengan anggaran
metode nonstruktur yang lebih berbasis masyarakat.
Padahal, penanggulangan banjir dengan metode nonstruktur
berbasis masyarakat tidak kalah pentingnya.
Pertama, berupa manajemen di
hilir di daerah rawan banjir, antara lain pembuatan peta banjir, membangun
sistem peringatan dini bencana banjir, sosialisasi sistem evakuasi banjir,
kelembagaan penanganan banjir, rekonstruksi rumah akrab banjir, peningkatan
kapasitas dan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir, serta
kemungkinan asuransi bencana banjir.
Kedua, berupa manajemen di
hulu daerah aliran sungai, antara lain pengedalian erosi, pengendalian
perizinan pemanfaatan lahan, tidak membuang sampah dan limbah ke sungai,
kelembagaan konservasi, pengamanan kawasan lindung, peningkatan kapasitas dan
partisipasi masyarakat dalam kegiatan konservasi
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Bencana banjir ini sangatlah rawan dan banyak terjadi diberbagai
daerah di negri kita, misalnya di Jakarta, Bandung, dan kota lainnya yang tidak
kalah besar dan banyak memakan korban.Sebenarnya penyebab utama dari banjir itu
adalah akibat dari perbuatan manusia sendiri, misalnya saja adanya penebangan
pohon secara liar dihutan, maka terjadilah banjir, kemudian adanya pembuangan
sampah sembarangan sehingga mengakibatkan aliran air tersumbat, maka jadilah
banjir.cara yang paling efektif untuk mencegah banjir adalah dengan adanya
sikap atau prilaku menjaga kebersihan lingkungan hidup kita. Dan cara yang
efektif untuk menganggulangi ketika terjadinya banjir adalah membuat rumah
akrab banjir.
B.
SARAN
Saran dari penyusun adalah “Marilah Kita Menjaga Lingkungan Ini
Agar Tidak Terjadi Hal-hal yang Tidak Diinginkan Semisal Banjir”.Jaga kebersihan lingkungan merupakan kewajiban bagi kita agar
terhindar dari bencana banjir yang akan membawa bencana yang lainnya, seperti kematian yang diakibatkan penyakit
yang menyerang saat banjir.
Daftar pustaka
http://bahasa.kompasiana.com/2010/10/27/definisi-banjir-untuk-bang-foke/
KLIK
SALAH SATU LINK UNTUK MENGUNDUH FILENYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar