BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Trauma kapitis atau lebih dikenal dengan gegar otak oleh masyarakat, 
merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian atau kelumpuhan pada 
semua tingkat usia. Trauma kapitis merupakan urutan kedua penyebab 
kematian pada usia antara 1-35 tahun, kurang lebih setiap tahun 77.000 
orang meninggal dan sekitar 50.000 orang menderita kelumpuhan setiap 
tahunnya di Amerika Serikat karena trauma kapitis. ( Barbara C. Long, 
Medical Surgical Nursing, 1989 ).
Di Indonesia sendiri, walaupun belum ada data pasien mengenai angka 
kejadian trauma kapitis, tetapi yang jelas trauma sering dan banyak 
terjadi di rumah sakit di seluruh Indonesia.
Penyebab trauma kapitis adalah benturan pada kepala, seperti 
kecelakaan kerja, lalu lintas dan jatuh. Trauma kapitis lebih berbahaya 
dari trauma pada organ lainnya, karena trauma ini mengenai otak. Selain 
itu sekali neuron rusak tidak dapat diperbaiki lagi. Trauma ini 
mengakibatkan malapetaka besar bagi seorang individu. Beberapa masalah 
disebabkan langsung dan banyak lainnya karena efek sekunder dari trauma.
 Penderita dapat meninggal atau menjadi cacat, invalid, tergantung pada 
orang lain dan menjadi beban bagi keluarga.
Melihat kenyataan di atas, penderita perlu penanganan serius dan melibatkan berbagai tenaga kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat mempunyai peran tersendiri dan penting karena perawatlah yang setiap waktu berhubungan langsung dengan pasien. Usaha kita sebagai perawat adalah memberi asuhan keperawatan yang konfrehensif. Kita harus mampu menemukan tanda-tanda dini jika terjadi gangguan mental, gangguan fisik maupun kematian, agar dapat memberikan pertolongan guna mencegah hal-hal yang lebih buruk dan lebih berbahaya bagi penderita trauma kapitis. Selain itu perawat juga harus mampu memberikan perawatan discharge planning bagi pasien trauma kapitis ketika pulang.
Melihat kenyataan di atas, penderita perlu penanganan serius dan melibatkan berbagai tenaga kesehatan. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat mempunyai peran tersendiri dan penting karena perawatlah yang setiap waktu berhubungan langsung dengan pasien. Usaha kita sebagai perawat adalah memberi asuhan keperawatan yang konfrehensif. Kita harus mampu menemukan tanda-tanda dini jika terjadi gangguan mental, gangguan fisik maupun kematian, agar dapat memberikan pertolongan guna mencegah hal-hal yang lebih buruk dan lebih berbahaya bagi penderita trauma kapitis. Selain itu perawat juga harus mampu memberikan perawatan discharge planning bagi pasien trauma kapitis ketika pulang.
1.2  Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah bagaimana rencana 
asuhan keperawatan klien trauma kapitis dengan kerusakan nervus vagus.
1.3  Tujuan
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah farmakologi dan 
bertujuan untuk memberikan informasi kepada seluruh pembaca, khususnya 
mahasiswa kelas G2 S-1 keperawatan stikes-mandala waluya kendari tentang
 rencana asuhan keperawatan klien trauma kapitis dengan kerusakan nervus
 vagus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Definisi.
 
Trauma capitis adalah cedera pada kepala yang menyebabkan kerusakan 
pada kulit kepala, tulang tengkorak dan pada otak sendiri. (Brunner and 
Suddarth, Medical Surgical Nursing).
- Etiologi
 
Penyebab trauma kapitis terdiri dari kecelakaan lalu lintas 
(kecelakaan bermotor), jatuh, kecelakaan industri, benturan benda 
tumpul/tajam, serangan dan yang berhubungan dengan olah raga. Cedera 
kepala juga dapat terjadi karena kepala terkena benturan dari objek yang
 bergerak dan menimbulkan gerakan (cedera akselarasi) serta dapat 
terjadi bila kepala membentur bahan padat yang tidak bergerak dengan 
deselerasi cepat dari tulang tengkorak (cedera deselerasi).
- Patofisiologi.
 
Trauma capitis dapat terjadi karea cedera kulit kepala, tulang 
kepala, jaringan otak, baik terpisah maupun seluruhnya. Cedera otak bisa
 berasal dari truma langsung atau tidak langsung pada kepala. Trauma 
tidak langsung bila kepala langsung terluka. Semua itu berakibat 
terjadinya akselerasi-deselerasi dan pembentukan rongga (dilepasnya gas 
dari cairan lumbal, darah dan jaringan otak). Dilepasnya gas merusak 
jaringan syaraf. Trauma langsung juga menyebabkan rotasi tengkorak dan 
isinya. Kekuatan ini bisa terjadi seketika atau menyusul rusaknya otak 
oleh kompresi, goresan atau tekanan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar