BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
 
Balita merupakan singkatan bawah lima tahun, salah satu periode usia 
manusia dengan rentang usia dua hingga lima tahun. Ada juga yang 
menyebut dengan periode usia prasekolah. Pada fase ini, anak berkembang 
dengan sangat pesat.
Setiap orang tua tentunya menginginkan anaknya menjadi generasi yang 
sehat, cerdas, dan kuat. Karenanya, memberikan yang terbaik untuk anak 
adalah sebuah keniscayaan. Untuk itu orang tua harus memahami tumbuh 
kembang tubuh dan otak anaknya, terutama pada masa balita.
Pada periode ini, balita memiliki ciri khas perkembangan sebagai berikut :
Perkembangan fisik: Di awal balita, pertambahan berat badan menurun disebabkan banyaknya energi untuk bergerak. Perkembangan psikologis:Dari sisi psikomotor, balita mulai terampil dalam pergerakannya (lokomotion), seperti berlari, memanjat, melompat, berguling, berjinjit, menggenggam, melempar yang berguna untuk mengelola keseimbangan tubuh dan mempertahankan rentang atensi.
Pada akhir periode balita kemampuan motorik halus anak juga mulai 
terlatih seperti meronce, menulis, menggambar, menggunakan gerakan 
pincer yaitu memegang benda dengan hanya menggunakan jari telunjuk dan 
ibu jari seperti memegang alat tulis atau mencubit serta memegang sendok
 dan menyuapkan makanan kemulutnya, mengikat tali sepatu.
Dari sisi kognitif, pemahaman terhadap obyek telah lebih ajeg. 
Kemampuan bahasa balita bertumbuh dengan pesat. Pada periode awal balita
 yaitu usia dua tahun kosakata rata-rata balita adalah 50 kata, pada 
usia lima tahun telah menjadi diatas 1000 kosakata. Pada usia tiga tahun
 balita mulai berbicara dengan kalimat sederhana berisi tiga kata dan 
mulai mempelajari tata bahasa dari bahasa ibunya.
Balita juga mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial 
diluar keluarga, Balita mulai memahami dirinya sebagai individu yang 
memiliki atribut tertentu seperti nama, jenis kelamin, mulai merasa 
berbeda dengan orang lain dilingkungannya.
- TUJUAN
 
Tujuan penyusunan makalah ini adalah
- Untuk mengetahui nutrisi penting apa saja yang diperlukan balita di masa golden years
 - Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi sifat pemalu pada anak
 - Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kecerdasan balita
 - Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasi dan mengarahkan anak hiperaktif
 - Untuk mengetahui bagaimana cara mengajar balita membaca
 
- RUMUSAN MASALAH
 
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
- Nutrisi penting apa saja yang diperlukan balita di masa golden years ?
 - Bagaimana cara mengatasi sifat pemalu pada anak ?
 - Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan balita
 - Bagaimana cara mengatasi dan mengarahkan anak hiperaktif ?
 - Bagaimana cara mengajar balita membaca ?
 
BAB II
PEMBAHASAN
- ARTIKEL I
 
NUTRISI PENTING DI MASA GOLDEN YEARS
Lima tahun pertama merupakan masa terpenting dalam kehidupan manusia,
 inilah yang disebut masa emas. Pada masa ini, perubahan dalam kemampuan
 terbesar terjadi pada balita, termasuk pertumbuhan otak yang paling 
pesat, setelah itu pertumbuhan otak akan menurun seiring dengan 
bertambahnya umur.
Secara umum untuk tumbuh kembang anak, termasuk pertumbuhan dan 
perkembangan otak pada masa emas diperlukan zat gizi makro (karbohidrat,
 lemak dan protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Khusus 
untuk pertumbuhan otak, lemak, terutama asam-asam lemak tak jenuh 
(polyunsaturated fatty acid = PUFA) seperti omega 3 dan omega 6 yang 
merupakan bahan baku pembungkus serabut saraf dalam otak, juga sangat 
dibutuhkan.
Selain itu, protein merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai zat 
pembangun. Dalam kaitannya dengan proses kerja otak, protein, terutama 
dalam bentuk asam amino seperti glisin, glutamate, dan tryptophan, 
sangat diperlukan membentuk neurotransmitter penghantar impuls saraf. 
Sedangkan vitamin berfungsi meningkatkan metabolisme tubuh, menjaga daya
 tahan serta membantu kelancaran proses metabolisme lain di dalam tubuh.
 Kelompok vitamin B kompleks (B1, B2, B6, B12 dan asam folat) diperlukan
 guna pembentukan neurotransmiter. Mineral yang penting dalam membantu 
meningkatkan kecerdasan berfikir pada masa emas, adalah  zat besi (Fe) 
dan Iodium. Kekurangan zat besi dalam tubuh menyebabkan kemampuan 
pengangkutan oksigen untuk sel-sel darah merah ke seluruh tubuh termasuk
 ke organ otak berkurang. Sedangkan Iodium diperlukan untuk kerja 
kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin yang mengontrol laju 
metabolisme.
Untuk memenuhi zat gizi, Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang 
pertama dan utama bagi anak usia 0-6 bulan. Komposisi zat gizi ASI 
sangat ideal untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Namun, setelah usia 6 
bulan seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, ASI saja tidak 
lagi mencukupi kebutuhan gizi, oleh karena itu anak harus diberikan 
MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu). Namun Air Susu Ibu sebaiknya 
anak tetap diberi ASI hingga usia dua tahun.
Jika balita minum susu, khususnya susu pertumbuhan untuk anak, harus 
dipersiapkan secara higienis dan tidak merusak kandungan gizi di 
dalamnya. Untuk menyeduh susu, panaskan air hingga mendidih (80—100 
derajat celsius) lalu dinginkan hingga suhu hangat (suam-suam kuku) dan 
air dapat digunakan untuk menyeduh susu. Jika susu digunakan sebagai 
bahan campuran untuk membuat makanan maka sebaiknya jangan dipanaskan 
terlalu lama dalam suhu tinggi, karena hal tersebut dapat merusak 
kandungan gizi dalam susu terutama protein, vitamin dan asam lemak omega
 3 dan omega 6.
B. ARTIKEL 2
CARA MENGATASI SIFAT PEMALU PADA BUAH HATI
Banyak orang tua merasa khawatir saat menghadapi perilaku anaknya 
yang cenderung pemalu, seringkali sang buah hati cenderung merasa minder
 dan menemui kesulitan saat harus bersosialisasi dalam bermasyarakat.
Rasa malu dan minder memang kerap kali disamaratakan, hingga sebagian dari orang tua pun sulit membedakan apakah buah hati mereka termasuk golongan anak pemalu ataukah anak yang minder.Sebelum mengupas lebih lanjut mengenai cara mendidik anak untuk mengatasi rasa malu yang berlebihan, ada baiknya dijabarkan terlebih dahulu perbedaan antara pemalu dan minder. Karakter pemalu adalah bawaan lahir yang melekat pada seorang anak dan bisa jelas terlihat sejak seorang masih bayi atau balita. Sedangkan minder atau rendah diri muncul karena bentukan sosial. Sifat pemalu akan bertambah bila anak jarang diajak bersosialisasi oleh orang tuanya. Sebaliknya karakter ini pun bisa dilunakkan oleh lingkungan mesti tak akan hilang seluruhnya.
Rasa malu dan minder memang kerap kali disamaratakan, hingga sebagian dari orang tua pun sulit membedakan apakah buah hati mereka termasuk golongan anak pemalu ataukah anak yang minder.Sebelum mengupas lebih lanjut mengenai cara mendidik anak untuk mengatasi rasa malu yang berlebihan, ada baiknya dijabarkan terlebih dahulu perbedaan antara pemalu dan minder. Karakter pemalu adalah bawaan lahir yang melekat pada seorang anak dan bisa jelas terlihat sejak seorang masih bayi atau balita. Sedangkan minder atau rendah diri muncul karena bentukan sosial. Sifat pemalu akan bertambah bila anak jarang diajak bersosialisasi oleh orang tuanya. Sebaliknya karakter ini pun bisa dilunakkan oleh lingkungan mesti tak akan hilang seluruhnya.
Namun untuk itu diperlukan upaya serius dari kedua orang tua dengan melalui berbagai cara berikut :
- Cari tau sumber penyebab rasa malu
Perhatikan di mana buah hati sering merasa malu dan menarik diri; di sekolah? di sekitar rumah? Atau hampir di setiap kesempatan di luar rumah? Umumnya, anak memerlukan bimbingan interaksi sosial, khususnya tentang percakapan umum dengan lingkunganya. - Berikan contoh perilaku yang baik saat bersosialisasi
Berilah contoh, seperti memulai ucapan salam dan menjabat tangan saat bertemu dengan orang lain. Jangan lupa memperkenalkan mereka dengan buah hati, bila ia belum mengenal mereka. Jangan pernah meremehkan orang lain didepan anak atau berlalu dihadapan tanpa mengucapkan permisi. - Ajarkan tehnik sosialisasi
Undanglah kerabat atau teman bermain yang seusia buah hati, lalu tunjukkan caranya memperlakukan teman atau tamu dengan baik. - Ajarkan untuk berani mengambil resiko
Buah hati yang pemalu ummnya mudah merasa cemas, takut salah, takut ditertawakan, takut menyinggung orang lain dan lain-lain. Ajarkanlah untuk tidak terlalu mencemaskan hal-hal tersebut, selama tidak merugikan dirinya dan orang lain. - Bantu proses perubahan secara bertahap
Tentu saja tak mungkin berharap perilaku anak pemalu dapat berubah dalam waktu singkat. Ingatkan ia pada prinsip awal. - Bantulah memilih bakat atau hobi yang sesuai minatnya
Biasanya anak pemalu cepat mengambil kesimpulan yang kadang digeneralisir. Misalnya setelah mencoba bulutangkis dan dia tidak suka anak bisa mengambil kesimpulan saya tidak suka olahraga. Maka bersabarlah dalam menggali bakat dan hobinya. - Bantulah ia menata emosi
Beri rasa nyaman bagi perasaannya, sebab umumnya anak pemalu sangat sensitif dan mudah putus asa. - Ajarkan toleransi dan menghargai orang lain
Beri pengertian bahwa setiap orang belum tentu melakukan hal-hal yang benar. Hal ini bisa dimulai orang tua dengan mentolerir kesalahan buah hati dan tetap memberikan penghargaan terhadap dirinya. - Mintalah bantuan tenaga ahli
Bila berbagai upaya sudah dilakukan, namun belum ada perubahan kearah yang positif, maka cobalah mencari bantuan ahlinya. 
C. ARTIKEL 3
“MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK BALITA DENGAN CEPAT DAN PASTI “
TIPS AMPUH UNTUK ORANGTUA YANG KEDUANYA BEKERJA
0leh : Taufan Surana
Jika anda masih ingat dengan hasil penelitian terbaru yang dimuat di website http://www.balitacerdas.com,
 disitu ditulis :”TIGA TAHUN PERTAMA dalam kehidupan anak merupakan masa
 yang paling sensitif, yang akan sangat menentukan perkembangan otak dan
 kehidupannya di masa mendatang.”
Mengapa begitu ?
Bagian terpenting tubuh kita, yaitu otak, tumbuh dengan sangat pesat 
pada awal kehidupan, dan akan mencapai 70-80% pada 3 tahun pertama. 
Bayangkan, Otak yang begitu penting ini ternyata sebagian besar 
ditentukan pada awal kehidupan kita. Saya sempat shock membaca hasil 
penelitian ini. Artinya, jika anda menginginkan anak anda tumbuh dengan 
kondisi yang terbaik, maka anda harus menginvestasikan waktu dan apapun 
pada 3 tahun pertama ini, lebih dari waktu yang lain. Jika anda 
mengabaikan begitu saja rentang waktu 3 tahun pertama ini, maka anak 
anda tidak akan berkembang dengan maksimal, dan anak anda akan menjadi 
anak yang biasa-biasa saja.
Apakah itu yang anda inginkan ? Tentu saja tidak !
Jika kita sebagai orangtua bisa melakukan yang terbaik bagi anak, 
maka itulah kewajiban kita untuk memberikan hak anak kita. Di buku 
berbahasa Jepang yang berjudul “Anak Cerdas dengan IQ 200 Ditentukan 
oleh ibunya”, dicantumkan hasil interview terhadap banyak sekali ibu 
yang berhasil mendidik anaknya menjadi sangat cerdas sekali. Intinya, 
peran ibu yang benar pada 3 tahun pertama akan sangat menentukan 
kecerdasan anaknya. Maksud kata yang “benar” disini, tidak ada 
hubungannya apakah sang ibu tersebut bekerja ataukah sebagai ibu rumah 
tangga secara full-time.
Disini saya akan sampaikan tips yang sangat ampuh yang harus 
dilakukan oleh ibu, terutama ibu yang bekerja karena waktu bersama 
dengan anak sangat terbatas. Tetapi sebenarnya juga perlu diperhatikan 
oleh ibu rumah tangga yang full-time, karena biasanya, karena merasa 
punya waktu banyak dengan anak, tetapi justru tidak segera dilakukan 
dengan konsisten.
TIPS PERTAMA
Berikan waktu 1 jam khusus untuk setiap harinya, tanpa boleh diganggu
 gugat oleh kegiatan lain, untuk anak anda untuk berinteraksi dengan 
kegiatan yang efektif bagi perkembangan kecerdasannya. Untuk memberikan 
gambaran yang nyata, saya terjemahkan saja garis besar salah satu hasil 
wawancara di buku yang saya sebutkan diatas tadi. Seorang ibu yang 
sekaligus wanita karir yang bernama Sakane berhasil mendidik anaknya, 
Akio (3 th 5 bln) mencapai IQ 198. (catatan : IQ rata-rata anak pada 
umumnya adalah 90 s.d. 109). Sebagai seorang wanita karir, Ms. Sakane 
terpaksa harus menitipkan Akio di Tempat Penitipan Anak sejak usia 3 
bulan, dari pagi dan dijemput jam 5:30 sore. Tiba di rumah biasanya 
sekitar jam 6 lebih. Setelah itu, sebelum menyiapkan makan malam pada 
jam 7:30, Ms. Sakane memberikan waktu khusus selama 1 jam kepada Akio 
untuk melakukan program pendidikan anak.
Ms. Sakane bercerita : “Karena saya bekerja, waktu 30 menit sebelum 
membawa Akio ke TPA dan 1 jam setelah pulang ke rumah merupakan waktu 
yang sangat berharga. Waktu 1 jam ini, jika saya melakukan hal-hal lain 
yang bermacam-macam akan menjadi waktu yang hilang begitu saja. Tetapi 
waktu 1 jam ini saya tentukan khusus untuk Akio, tanpa melakukan hal 
lain apapun juga. Saya gunting gambar-gambar binatang dan gambar yang 
menarik lainnya dari buku/ majalah, kemudian saya buat kartu bergambar 
dan saya tunjukkan kepada Akio satu-per-satu.
Pada awalnya saya berpikir, apakah ada artinya saya mengajarkan 
hal-hal kecil ini. Tapi, karena saya pernah mendengar bahwa hal ini 
sangat baik untuk “olah raga” otak, maka saya teruskan juga. Anak saya 
sepertinya sangat senang sekali melihat gambar yang berubah dengan cepat
 dan terus-menerus, dia melihatnya dengan sungguh-sungguh. Pada awalnya 
saya khawatir apakah hal ini ada hasilnya, tetapi begitu Akio mulai bisa
 bicara, saya menjadi yakin dan berpikir, ” Oo.. ternyata dia mengerti 
!”. Setelah itu saya perkenalkan dengan “DOTS CARD” (kartu untuk belajar
 berhitung), dan menjadi mahir berhitung tambah-kurang-kali-bagi. 
Sekarang Akio sudah mulai bisa perhitungan “akar” dan persamaan tingkat 
tinggi. Sayapun menjadi bangga kepada diri saya sendiri. Sekarang, jika 
saya pulang, dia langsung membawa dots card dan berkata, “Mainan ini 
yoook….” Dari situ kita bisa melihat bahwa jika waktu yang sebentar itu 
hanya untuk bermain yang tidak jelas, maka waktu tersebut akan hilang 
begitu saja. Dengan hal-hal seperti diatas, akan besar sekali manfaat 
yang diperoleh oleh anak kita.
Pengalaman saya sendiri, setelah beberapa bulan menerapkan hal yang 
sama kepada kedua anak saya, Rihan (4 tahun) dan Afi (1 tahun  4 bulan),
 hasilnya cukup mulai kelihatan. Rihan sudah sangat lancar membaca 
Bahasa Jepang (huruf Hiragana dan Katakana) sejak usia 3 tahun. Untuk 
Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, kelihatan berkembang dengan lebih 
baik berkat penerapan kartu bergambar tersebut (istilah populer dalam 
pendidikan anak adalah FLASH CARD). Sedangkan Afi, walaupun belum bisa 
berbicara, sudah kelihatan sekali senang dengan huruf dan buku. Bangun 
tidur pagi, dia biasanya langsung mengambil bukunya untuk minta 
dibacakan ataupun dia lihat-lihat sendiri. Kelihatan sangat lucu sekali 
melihat anak seusia Afi “membaca” buku sendiri sambil kadang-kadang 
mengeluarkan suara yang bermacam-macam.
Jadi, jika anda belum melakukan hal yang sama, segera anda lakukan 
permainan ini kepada anak anda. Cukup  hanya 1 jam sehari, tetapi 
pengaruhnya sangat luar biasa dan ini sudah terbukti.  Di buku yang saya
 sebutkan di atas dikatakan bahwa saat ini di Jepang sedang terjadi 
“Revolusi Secara Diam-Diam” dalam pembelajaran anak usia dini ( 0-3 
tahun ). Dan sayapun merasakannya dengan melihat semakin banyaknya 
masalah pembelajaran usia dini dibahas di media massa. Selain itu, di 
grup 4 tahun sekolahnya Rihan (selevel TK A di Indonesia), semuanya 
sudah lancar membaca. Jika kita tidak segera melakukan hal yang sama 
kepada anak-anak kita, akan semakin tertinggallah bangsa kita ini. 
Marilah kita ikut mencerdaskan generasi masa depan kita dengan dimulai 
dari keluarga kita sendiri.
TIPS KEDUA
Untuk para orangtua yang bekerja, anda perlu memonitor dan memberikan
 pengarahan yang benar kepada babysitter atau siapa saja yang mengasuh 
anak anda tentang kegiatan yang perlu dilakukan oleh anak anda selama 
anda tidak di rumah.
Buatlah daftar kegiatan anak anda dengan jelas, sehingga babysitter 
anda tahu apa yang harus dilakukan setiap harinya dalam hal kegiatan 
yang mampu memberikan stimulasi pada perkembangan kecerdasan anak, baik 
kecerdasan intelektual, emosi maupun perkembangan fisik dan sosialnya. 
Jangan sampai babysitter anda hanya bertugas menjaga saja, tanpa 
memberikan stimulasi-stimulasi yang sangat diperlukan oleh anak anda. 
Akan sangat kasihan sekali anak anda nantinya, jika lingkungannya di 
masa yang sangat haus akan stimulasi ini ternyata tidak memberikan 
haknya yang akan menjadi harta yang paling berharga di masa depan.
Cara yang pernah kami lakukan ternyata sangat efektif dan mudah 
diikuti oleh babysitter kami dulu. Sayangnya, cara pembuatan daftar 
tersebut tidak bisa dijelaskan dengan baik melalui newsletter ini, 
karena diperlukan gambar tabel kegiatan. Jika anda mempunyai eBook “3 
Tahun Pertama yang Menentukan”, saya anjurkan sekali untuk segera 
menerapkan cara kami tersebut, seperti yang dijelaskan di bagian 
“Memilih Pengasuh Anak yang Berkualitas”, yang merupakan salah satu dari
 “10 Tindakan Penting untuk Merangsang Perkembangan Otak Anak”. Jika 
anda belum punya eBook “3 Tahun Pertama yang Menentukan”, saya anjurkan 
sekali untuk segera mendapatkannya, karena informasi yang tersedia 
sangat penting untuk diterapkan demi masa depan anak anda.
Ingatlah selalu, waktu terpenting dalam kehidupan anak anda terus 
berjalan dengan cepat. it’s now or never ! Selamat menerapkan tips 
diatas dengan konsisten setiap harinya.
D. ARTIKEL 4
MENGARAHKAN ANAK HIPERAKTIF
Ada dua ketakutan kaum ibu menyangkut anaknya, autis dan hiperaktif. 
Jika anaknya terkena autis, ibu akan sangat gugup karena anaknya tak 
fokus, cenderung pendiam dan sulit beradaptasi. Jika hiperaktif malah 
gelisah karena anaknya susah dikendalikan. Padahal, rata-rata anak autis
 dan hiperaktif punya “kecerdasan yang luarbiasa”.
Mengelola anak hiperaktif memang butuh kesabaran yang luar biasa, 
juga kesadaran untuk senantiasa tak merasa lelah, demi kebaikan si anak.
 Anak hiperaktif memang selalu bergerak, nakal, tak bias konsentrasi. 
Keinginannya harus segera dipenuhi. Mereka juga kadang impulsive atau 
melakukan sesuatu secara tiba-tiba tanpa dipikir lebih dahulu. Gangguan 
prilaku ini biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dasar, atau 
sebelum mereka berusia 7 tahun.
Anda cemas dan gugup? Tentu, tapi jangan takut. Kami punya resepnya.
Anda cemas dan gugup? Tentu, tapi jangan takut. Kami punya resepnya.
1) Periksalah
Tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat digolongkan sebagai 
hiperaktif. Karena itu, anda perlu menambah pengetahuan tentang gangguan
 hiperaktif. Yang harus anda lakukan adalah mengonsultasikan persoalan 
yang diderita anaknya kepada ahli terapi psikologi anak. Ini penting 
karena gangguan hiperaktivitas bisa berpengaruh pada kesehatan mental 
dan fisik anak, serta kemampuannya dalam menyerap pelajaran dan 
bersosialisasi. Tujuannya untuk mendapatkan petunjuk dari orang yang 
tepat tentang apa saja yang bisa anda lakukan di rumah. Selain itu juga 
berguna untuk menghapus rasa bersalah dan memperbaiki sikap anda agar 
tak terlalu menuntut anak secara berlebihan. Disini biasanya para ahli 
akan memberikan obat yang sesuai atau sebuah terapi.
2) Pahamilah.
Untuk bisa menangani anak hiperatif, ada baiknya pula jika Anda dan 
anggota keluarga mengikuti support group dan parenting skill-training. 
Tujuannya agar bisa lebih memahami sikap dan perilaku anak, serta apa 
yang dibutuhkan anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) 
maupun fisiologis. Jika si anak merasa bahwa orang tua dan anggota 
keluarga lain bisa mengerti keinginannya, perasaannya,
frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya.
frustasinya, maka kondisi ini akan meningkatkan kemungkinan anak bisa tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya.
3) Latih Kefokusannya.
Jangan tekan dia, terima kaeadaan itu. Perlakukan anak dengan hangat 
dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. 
Kalau anak tidak bisa diam di satu tempat, coba pegang kedua tangannya 
dengan lembut, kemudian ajaklah untuk duduk diam. Mintalah agar anak 
menatap mata Anda ketika berbicara atau diajak berbicara. Berilah arahan
 dengan nada yang lembuat, tanpa harus membenatak. Arahan ini penting 
sekali untuk melatih anak disiplin dan berkonsentrasi pada satu 
pekerjaan. Anda harus konsisten. Jika meminta dia melakukan 
sesuatu,jangan berikan dia ancaman tapi pengertian, yang membuatnya tahu
 kenapa Anda berharap dia melakukan itu.
4) Telatenlah.
Jika dia telah “betah” untuk duduk lebih lama, bimbinglah anak untuk 
melatih koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik-titik
 yang membentuk angka atau huruf. Latihan ini juga bertujuan untuk 
memperbaiki cara menulis angka yang tidak baik dan salah. Selanjutnya 
anak bisa diberi latihan menggambar bentuk sederhana dan mewarnai. 
Latihan ini sangat berguna untuk melatih motorik halusnya.
Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka dibawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka “0″ dengan benar.
Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka dibawah 10. Setelah itu baru diperkenalkan konsep angka “0″ dengan benar.
Jika empat fase di atas telah dapat Anda lewati, bersyukurlah, pasti 
keaktifan anak Anda sudah dapat difokuskan untuk perkembangan jiwanya. 
Ini juga akan sangat membantu Anda dalam menjaganya. Dan kini, masukilah
 tahap berikutnya, bagaimana Anda harus “bekerjasama” dengan dia.
5) Bangkitkan Kepercayaan Dirinya.
Jika mampu, ini juga bias dipelajari, gunakan teknik-teknik 
pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya 
memberikan pujian bila anak makan dengan tertib atau berhasil melakukan 
sesuatu dengan benar, memberikan  disiplin yang konsisten, dan selalu 
memonitor perilaku anak. Tujuannya untuk meningkatkan rasa percaya diri 
anak.
Di samping itu anak bisa juga melakukan pengelolaan perilakunya sendiri
dengan bimbingan orang tua. Misalnya, dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orangtua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.
dengan bimbingan orang tua. Misalnya, dengan memberikan contoh yang baik kepada anak, dan bila suatu saat anak melanggarnya, orangtua mengingatkan anak tentang contoh yang pernah diberikan orang tua sebelumnya.
Dalam tahap ini, usahakan emosi Anda berada di titik stabil, sehingga
dia tahu, penguat positif itu tidak datang atas kendali amarah. Ingat, anak hiperaktif rata-rata juga sangat sensitif.
dia tahu, penguat positif itu tidak datang atas kendali amarah. Ingat, anak hiperaktif rata-rata juga sangat sensitif.
6) Kenali Arah Minatnya.
Jika dia bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja, dan catat 
baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifan dia. Jangan dilarang 
semuanya, nanti dia prustasi. Yang paling penting adalah mengenali bakat
 atau kecenderungan perhatiannya secara dini
.Dengan begitu, Anda bisa memberikan ruang gerak yang cukup bagi
aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya. Misalnya, mengikutkan anak pada klub sepakbola di bawah umur atau berenang, agar anak belajar bergaul dan disiplin. Anak juga belajar bersosial karena ia harus mengikuti tatacara kelompoknya.
aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan energinya. Misalnya, mengikutkan anak pada klub sepakbola di bawah umur atau berenang, agar anak belajar bergaul dan disiplin. Anak juga belajar bersosial karena ia harus mengikuti tatacara kelompoknya.
7) Minta Dia Bicara.
Ini sangat penting Anda terapkan. Ingat, anak hiperaktif cenderung 
susah berkomunikasi dan bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri. 
Karena itu, bantulah anak dalam bersosialisasi agar ia mempelajari 
nilai-nilai apa saja yang dapat diterima kelompoknya.
Misalnya melakukan aktivitas bersama, sehingga Anda bisa mengajarkan 
anak bagaimana bersosialisasi dengan teman dan lingkungan. Ini memang 
butuh kesabaran dan kelembutan.
“Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi si kecil memang butuh waktu.
Terlebih dulu ia harus dilengkapi dengan sikap menghargai, tenggang rasa, saling memahami, dan berempati,” ujar Susan Barron, Ph.D, Direktur Pusat Perkembangan dan Pembelajaran Mount Sinai Medical Center di New York dalam salah satu artikelnya di majalah Child.
Terlebih dulu ia harus dilengkapi dengan sikap menghargai, tenggang rasa, saling memahami, dan berempati,” ujar Susan Barron, Ph.D, Direktur Pusat Perkembangan dan Pembelajaran Mount Sinai Medical Center di New York dalam salah satu artikelnya di majalah Child.
8) Siap Bahu-Membahu.
Jika dia telah mampu mengungkapkan pikirannya, Anda dapat segera 
membantunya mewujudkan apa yang dia inginkan. Jangan ragu. Bila perlu, 
bekerja samalah dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak 
yang sebenarnya. Mintalah guru tak perlu membentak, menganggap anak 
nakal, atau mengucilkan, karena akan berdampak lebih buruk bagi 
kesehatan mentalnya. Kerjasama ini juga penting karena anak sulit 
berkosentrasi dan menyerap pelajaran dengan baik. Dibutuhkan kesabaran 
dan bimbingan dari guru bagi anak hiperaktif.
Nah, itulah dasar-dasar pengelolaan jika anak Anda mengidap hiperaktif.
Dia tak berbahaya, hanya butuh sentuhan perhatian lebih. Jika itu dia dapatkan, anak Anda akan berubah jadi jenius yang bukan tak mungkin, akan mengubah dunia.
Dia tak berbahaya, hanya butuh sentuhan perhatian lebih. Jika itu dia dapatkan, anak Anda akan berubah jadi jenius yang bukan tak mungkin, akan mengubah dunia.
sumber: CyberNews Suara Merdeka
E. ARTIKEL 5
MENGAJAR BALITA MEMBACA
March 12th, 2010 admin
Kemampuan membaca merupakan fungsi tertinggi dari otak manusia. 
Mengajar balita membaca bukan sesuatu yang mustahil. Glenn Doman, 
pendiri The Institutes of The Achievement of Human Potential mengatakan,
 para orang tua dapat meningkatkan kemampuan belajar anak, 
melipatgandakan pengetahuan yang diserap, bahkan potensinya. Orang tua 
juga perlu memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya karena pada 
dasarnya balita senang belajar dan menyemangatinya.
Tak perlu cemas bila Anda bukan termasuk orang tua yang cerdas. 
Balita cerdas tak mutlak berasal dari orang tua yang cerdas. Seorang 
peneliti, Dr. Bernard Devlin, mengatakan, faktor genetik memiliki peran 
48 persen dalam membentuk IQ anak, selebihnya dipengaruhi oleh zat gizi 
dan stimulasi. Pertumbuhan otak berlangsung pesat, berbeda pada setiap 
anak, tergantung nutrisi yang dikonsumsi dan stimulasi yang diberikan 
terutama pada masa emas (golden age) 0-3 tahun. Mereka yang mendukung 
hothousing (pendidikan super dini) termasuk Glenn Doman, menganjurkan 
untuk menstimulus balita sejak dilahirkan.
Salah satu bentuk stimulasi yang baik adalah mengajar balita Anda 
membaca. Program pelajaran dapat dimulai sejak dini. Usia kurang dari 
satu tahun adalah saat ideal untuk memulai apabila orang tua ingin 
menghemat waktu dan tenaga untuk mengajar anak membaca.
Irene F Mongkar, pembicara pada acara Smart Parents Conference yang 
diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) akhir Juli lalu 
mengatakan, sikap yang penting dalam kegiatan belajar mengajar, baik 
orang tua maupun anak, adalah hati yang riang gembira. Andai ada salah 
satu yang suasana hatinya tidak baik, sebaiknya tunda dulu kegiatan 
belajar membaca ini.
Sebagai alat bantu digunakan kartu-kartu berukuran besar. “Kami 
menyebutnya flashcards karena ditunjukkan bergantian secara cepat (satu 
detik per kartu), sambil ucapkan dengan suara dan mimik muka yang 
menarik. Ekspresif dalam mengajar membuat balita Anda tertarik,” jelas 
Irene. Sebagai pengajar, orang tua sedapat mungkin menjadi pusat 
perhatian sang balita. Matikan radio dan televisi yang dapat membuat 
perhatian balita teralih. Dan hentikan pelajaran sebelum balita Anda 
bosan.
Irene yang sudah dua kali mengikuti kursus di Institute for The 
Achievement of Human Potential milik Glenn Doman mengatakan, orang tua 
tidak perlu berambisi dalam mengajar apalagi menentukan target. Belajar 
adalah kegiatan yang menyenangkan, bukan membosankan. “Kita akan kagum 
akan kecepatan balita dalam mengerti bahasa karena pada dasarnya balita 
adalah linguistic geniuses (jenius bahasa).
Ia juga menekankan untuk tidak menguji balita. Cukup ajarkan 
terus-menerus secara konsisten. Mengajar adalah memberi, sedangkan 
menguji berarti meminta upah. Perbanyak kosakata setiap harinya. 
Pengulangan materi yang sama membuat balita jenuh dan menurunkan 
minatnya pada pelajaran membaca. Jangan lupa tunjukkan rasa senang Anda 
ketika pelajaran ini selesai dengan cara memuji, memeluk dan menciumnya.
Proses belajar membaca ini melatih indra penglihatan, indera 
pendengaran, dan terutama merangsang terjalinnya hubungan antar sel-sel 
otak (sinaps), yang membuat balita cerdas. Untuk menerapkan metode Glenn
 Doman, orang tua bisa mencoba panduan berikut ini. Siapkan lima belas 
buah kartu berukuran besar (15×50 cm) bertuliskan kata-kata tunggal 
dengan huruf cetak. Tulisan harus rapi dan jelas, gunakan spidol 
berwarna merah agar mudah dilihat balita. Lalu susun kartu menjadi 3 
kategori (tiap kategori terdiri dari lima kartu). Misal, kategori A 
untuk nama anggota keluarga, kategori B nama-nama anggota tubuh, dan 
kategori C nama-nama hewan.
Pada hari pertama, tunjukkan lima kartu kategori A sambil bacakan 
dengan cepat. Lakukan tiga kali sehari. Hari kedua, bacakan kartu 
kategori A dan B dengan selang 15 menit, juga lakukan tiga kali sehari. 
Hari ketiga, bacakan kartu kategori A, B, dan C dengan aturan yang sama.
 Jika ingin menambahkan kategori, lakukan pada hari keempat dan kelima. 
Mulai pensiunkan kartu satu per satu dari kategori yang sudah 
dipelajari. Begitu seterusnya. Sedangkan untuk tahapan belajar membaca 
dimulai dari kata-kata tunggal kemudian gabungan dua kata, kalimat 
singkat, kalimat panjang dan terakhir membaca buku.
Meski sudah banyak orang tua yang berhasil mengajar balitanya membaca
 dengan teknik Glenn Doman, ada pula yang memilih berpendapat lain. 
Kontra terhadap metode Glenn Doman bahkan dimuat dalam film berjudul 
Smart Babies dari Discovery Health Channel. Film yang merupakan hasil 
penelitian para ahli yang melibatkan psikiater, ahli neurologi, psikolog
 anak, pendidik anak, mementahkan teori Glenn Doman.
Melalui berbagai riset dan fakta ilmiah membuktikan bahwa sinapsis, 
yang katanya tumbuh pesat di usia dini, ternyata terus berkembang seumur
 hidup artinya proses pembelajaran bagi seseorang tidak pernah berhenti 
selama ia hidup. Dan banyaknya sinapsis tidak berarti lebih cerdas, 
karena secara alamiah jumlah sinapsis akan dirampingkan saat orang 
beranjak dewasa.
Dibuktikan pula, pada usia balita yang terpenting adalah pengembangan
 sensomotoriknya (panca indera dan otot-otot gerak). Balita yang kurang 
bermain di usia kritis akan lebih “bodoh” daripada yang banyak bermain 
karena pada usia kritis mereka lebih banyak belajar lewat panca 
indera/pengalaman daripada latihan memori/logika. Periode kritis 0-5 
tahun bukanlah soal baca-tulis, kemampuan berpikir balita masih 
pra-operasional sehingga yang harus diberikan adalah sesuatu yang 
konkret, nyata, dialami, dan dirasakan.
Meski teorinya sarat kontroversi, Glenn Doman sudah membuktikan 
keberhasilannya mengajar membaca (dan matematika) anak-anak dengan 
cedera otak misalnya penderita autis, speech delayed, epilepsi, atau 
gangguan pemograman otak. Dengan metodenya, ia melakukan pemrograman 
ulang agar balita dengan cedera otak dapat menyerap pelajaran 
sebagaimana balita normal.
March 12th, 2010 admin,
Sumber: beritaindonesia http://balitakita.com/mengajar-balita-membaca-5/
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
- Lima tahun pertama merupakan masa terpenting dalam kehidupan manusia, inilah yang disebut masa emas. Pada masa ini, perubahan dalam kemampuan terbesar terjadi pada balita, termasuk pertumbuhan otak yang paling pesat, setelah itu pertumbuhan otak akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Secara umum untuk tumbuh kembang anak, termasuk pertumbuhan dan perkembangan otak pada masa emas diperlukan zat gizi makro (karbohidrat, lemak dan protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Khusus untuk pertumbuhan otak, lemak, terutama asam-asam lemak tak jenuh (polyunsaturated fatty acid = PUFA) seperti omega 3 dan omega 6 yang merupakan bahan baku pembungkus serabut saraf dalam otak, juga sangat dibutuhkan.
 - Upaya serius yang diperlukan orang tua untuk mengatasi sifat pemalu pada anak yaitu : cari tau sumber penyebab rasa malu, berikan contoh perilaku yang baik saat bersosialisasi, ajarkan tehnik sosialisasi, ajarkan untuk berani mengambil resiko, bantu proses perubahan secara bertahap, bantulah memilih bakat atau hobi yang sesuai minatnya, bantulah ia menata emosi, dan ajarkan toleransi dan menghargai orang lain, serta mintalah bantuan tenaga ahli.
 - Cara meningkatkan kecerdasan anak balita dengan cepat dan pasti ada 2 cara yaitu pertama, berikan waktu 1 jam khusus untuk setiap harinya, tanpa boleh diganggu gugat oleh kegiatan lain, untuk anak anda untuk berinteraksi dengan kegiatan yang efektif bagi perkembangan kecerdasannya. Untuk para orangtua yang bekerja, anda perlu memonitor dan memberikan pengarahan yang benar kepada babysitter atau siapa saja yang mengasuh anak anda tentang kegiatan yang perlu dilakukan oleh anak anda selama anda tidak di rumah. Kedua, buatlah daftar kegiatan anak anda dengan jelas, sehingga babysitter anda tahu apa yang harus dilakukan setiap harinya dalam hal kegiatan yang mampu memberikan stimulasi pada perkembangan kecerdasan anak, baik kecerdasan intelektual, emosi maupun perkembangan fisik dan sosialnya.
 - Mengarahkan anak hiperaktif dapat dilakukan dengan cara : periksa anak, pahami anak, latih kefokusan anak, telaten melatih anak, bangkitkan kepercayaan diri anak, kenali arah minat anak, minta anak bicara, dan siap bahu membahu.
 - Kemampuan membaca merupakan fungsi tertinggi dari otak manusia. Mengajar balita membaca bukan sesuatu yang mustahil. Glenn Doman, pendiri The Institutes of The Achievement of Human Potential mengatakan, para orang tua dapat meningkatkan kemampuan belajar anak, melipatgandakan pengetahuan yang diserap, bahkan potensinya. Orang tua juga perlu memberikan kesempatan belajar seluas-luasnya karena pada dasarnya balita senang belajar dan menyemangatinya. Salah satu bentuk stimulasi yang baik adalah mengajar balita Anda membaca. Program pelajaran dapat dimulai sejak dini. Usia kurang dari satu tahun adalah saat ideal untuk memulai apabila orang tua ingin menghemat waktu dan tenaga untuk mengajar anak membaca.
 
 
- SARAN
 
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk membuat balita sehat, cerdas dan
 lincah serta penuh kreativitas. Faktor yang mempengaruhi yaitu nutrisi 
dan stimulus yang berikan kepada anak. Oleh karena itu banyaklah membaca
 untuk menambah pengetahuan dalam mendidik anak secara optimal pada masa
 balita.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar