Jumat, 01 November 2013

MAKALAH TUJUAN PENDIDIKAN




BAB I
PENDAHULUAN



A.                LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalam membantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Agar kualitas yang diharapkan dapat tercapai, diperlukan penentuan tujuan pendidikan.

Tujuan pendidikan inilah yang akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang berkualitas, dengan tanpa mengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Dalam proses penentuan tujuan pendidikan dibutuhkan suatu perhitungan yang matang, cermat, dan teliti agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Oleh karena itu perlu dirumuskan suatu tujuan pendidikan yang menjadikan moral sebagai basis rohaniah yang amat vital dalam setiap peradaban bangsa. 
  



 

BAB II
PEMBAHASAN



1.                  FATOR PENENTU TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan mencakupi proses mendidik dan dididik. Yang mendidik adalah manusia dan yang dididik adalah manusia. Maka  tujuan pendidikan juga merupakan tujuan hidup manusia  itu sendiri, karena manusia mendidik dan dididik untuk kehidpan manusia. Dengan demikian pendidikan ditentukan oleh tujuan hidup manusia.
Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan jaman maka diperlukan satu pendidikan yang dapat mengembangkan kehidupan manusia dalam dimensi daya cipta, rasa dan karsa. Dimana ketiga hal tersebut di atas akan menjadi motivasi bagi manusia untuk saling berlomba dalam mencapai kemajuan sehingga keberadaan pendidikan menjadi semakin penting. Yang pada akhirnya menjadikan pendidikan sebagai kunci utama kemajuan hidup manusia dalam segala aspek kehidupan. Tujuan pendidikan merupakan dasar sekaligus cita-cita, karena pendidikan dimulai dari perumusan tujuan dan diakhiri dengan tercapainya tujuan.

2.                  BEBERAPA PENDAPAT TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN
a)         Pendapat Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, yang terdapat dalam Asas - asas Taman Siswa yang antara lain sebagai berikut :
·           Hak seorang anak mengatur dirinya sendiri
·           Tertib dan damai, itulah tujuan yang setinggi – tingginya. Tak ada ketertiban kalau tak berdarkan perdamaian. Sebaliknya tak akan ada orang yang hidup damai, jika dia dirintangi dalam segala syarat kehidupannya.
·           Bertumbuh menurut kodrat.
·           Guru harus juga mendidik si murid mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya untuk amal keprluan umum.
b)        Menurut socrates, tujan pendidikan mengembangkan daya pikir sehingga memungkinkan orang untuk mengerti pook-pokok kesusilaan.
c)         Menurut agustinus, tujuan pendidikan adalah cinta sepenuhnya kepada Tuhan agar mendapat ketentraman di surga sebagai warga surgawi
d)        Menurut jonh milton, tujuan pendidikan adalah mempersiapkan manusia untuk kehidup an yang sebenarnya di dunia nyata ini.

3.                  MACAM - MACAM TUJUAN PENDIDIKAN DAN HIRARKINYA
a)        Tujuan Umum
Di sebut juga tujuan sempurna artinya artinya tujuan yang merupakan sumber bagi. Tujuan yang lainnya. Tujuan umum ini akan menjabarkan tujuan-tujuan khusus.
b)        Tujuan Khusus
Merupakan penjabaran dari tujuan umum yang dirumuskan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.    Kesanggupan, pembawaan, usia, dan jenis kelamin anak didik.
2.    Lingkungan dan keluarga anak didik
3.     Tujuan kemasyarakatan bagi si anak.
4.    Kesanggupan pendidik.
5.    Tugas lembaga pendidikan.
6.    Tugas bangsa dan manusia dewasa pada waktu dan tempat tertentu.
c)         Tujuan Insidental
Merupakan tujuan yang menyangkut suatu peristiwa khusus. Tujuan incidental jauh hubungannya dengan tujuan umum namun demikian tujuan ini tetap terarahkan juga kepada pencapaian tujuan umum.
d)        Tujuan Sementara
Tujuan yang terdapat pada langkah-langkah pencapaian tujuan umum, “atau yang merupakan tempat pemberhentian dalam perjalanan” dalam rangka mencapai tujuan umum.
e)         Tujuan Tak Lengkap
Adalah tujuan yang hanya berkenaan dengan salah satu aspek kemmapuan atau dimensi kehidupan.
f)         Tujuan Perantara
Adalah tujuan pendidikan yang apabila dapat dicapai menjadi alat atau menjadi jembatan untuk mencapai tujuan yang lebih luas dan tinggi tingkatannya.


4.                  TUJUAN DAN HARAPAN DALAM PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan merupakan masalah internal yang lekat atau terkait langsung dengan peserta didik atau tindakan mendidik itu sendiri, sedang harapan pendidikan berada di luar diri peserta atau tindakan mendidik itu sendiri.
Tujuan pendidikan adalah agar terbentuk manusia yang dewasa dan susila atau manusia yang terdidik, sedang harapan pendidikan misalnya ntus pemberantasan buta huruf, untuk meningkatkan jumlah dokter, insinyur, pejabat pemerintsh dan sejenisnya. Manusia dewasa yang susila atau manusia terdidik adalah keadaan internal, di dalam diri manusia dan tindakan mendidik itu sendiri, sedangkan  menjadi dokter dan lail-lain berada di luar diri manusia dan tindakan mendidik itu sendiri.
5.                   TUJUAN PENDIDIKAN ARTI UMUM
Dalam arti umum pendidikan dapat diberikan beberapa definisi atau batasan, sesuai sudut pandang atau objek formalnya. Berikut ini kejelasannya :
1)   Tujuan pendidikan secara filosofis
filosofis sebagai salah satu fondasi dalam pelaksanaan pendidikan berhubungan dengan sistem nilai. Sistem nilai merupakan pandangan seseorang tentang “sesuatu” yang berkaitan dengan arti kehidupan (pandangan hidup). Bagi bangsa Indonesia, pandangan hidupnya adalah Pancasila.
Pancasila sebagai filosofis pendidikan mempunyai makna: Dalam merumuskan pendidikan harus dijiwai dan didasarkan pada Pancasila, Sistem pendidikan nasional haruslah berlandaskan Pancasila, Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan, sehingga tercipta manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila.
2)   Tujuan pendidikan secara psikologi
Psikologi sebagai ilmu bantu yang mendasari pelaksanaan pendidikan berorientasi pada tiga hal yaitu: hakikat siswa, proses belajar,peranan guru. Karena guru merupakan sentral pengendalian proses belajar-mengajar, maka dalam penyampaian pesan, guru harus mampu mendasarkan pada: perbedaan individu siswa, prinsip-prinsip belajar.


Dalam kehidupannya, manusia selalu terlibat dalam kegiatan belajar. Teori belajar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a.    Teori Disiplin Mental
·           Belajar sebagai usaha melatih dan mendisiplinkan daya pikir (disiplin mental).
·           Memberikan peluang kepada anak didik untuk berkembang sesuai kehendak Tuhan (aktualisasi).
·           Mengasosiasikan  ide baru dengan ide lama yang telah terdapat dalam jiwa kita (appersepsi).
b.    Rumpun Behaviorisme
perubahan tingkah laku yang dapat diamati yang dapat terjadi melalui stimulus dan respons yang dihubungkan dengan prinsip mekanis.
c.    Rumpun Gestalt-Medan
·           keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian (teori Insight)
·           pemahaman bertujuan (Goal-Insight)
Yang harus diperhatikan demi keberhasilan kegiatan belajar adalah:
-          stimulus belajar
-          perhatian siswa
-          keaktifan siswa
-          penguatan dan umpan balik

3)   Tujuan pendidikan secara etis
Etis atau susila secara luas dapat diartikan sebagai kemampuan memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai yang mengikat manusia secara normatif. Secara umum norma-norma yang mengikat dalam kehidupan manusia itu dibedakan  secara berturut-turut dari yang tertinggike dalam : norma agama, norma susila, norma sopan santun dan norma hukum. Dengan demikian  tujuan pendidikan secara etis adalah  membentuk manusia yang etis, sesuai norma agama, susila, sopan-santun, dan hukum yang berlaku.

4)   Tujuan pendidikan secara sosiologis
Pendidikan tidak berlangsung dalam keadaan vakum sosial. Dari generasi ke generasi selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
a.       perubahan teknologi
Dampaknya:
-    Individu memiliki keterampilan baru.
-    Sekolah dituntut agar lulusannya dapat menyesuaikan perkembangan jaman
-    Sekolah mulai menggunakan media pembelajaran yang lebih canggih.
b.      urbanisasi dan sub-urbanisasi
Dampaknya:
-          Sekolah bertanggungjawab atas penyesuaian diri terhadap penduduk kota
-          Sekolah berperan dan membantu mekanisme kontrol sosial di masyarakat.

5)   Tujuan pendidikan secara ekonomis
Dalam hal ini, tujuan pendidikan adalah mementuk manusia karya, yang mampu menghasilkan/menggembangkan  karya sosial , karya ilmiah, karya seni, dan karya budaya. Hasil-hasil karya itu merupakan unsur perdaban  manusia, maka tujuan pendidikan adalah manusia yang beradab.
6)   Tujuan pendidikan secara politis
Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk warga negara yang baik, yang dalam arti khusus akan terlaksana dalam  bentuk pendidikan kewarganegaraan, yang pada dasarnya adalah suatu bentuk pembelajaran walaupun dapat dimasukkan dalam klasifikasi “pendidikan nilai”
7)      Tujuan pendidikan secara teologis
Tujuan pendidikan secara teologis adalah menjadikan manusia yang beriman dan tagwa kepada  Tuhan  Yang  Maha Esa. Dalam pendidikan  arti khusus  di sekolah-sekolah, hal ini terlaksana dalam bentuk” pendidikan agama” yang pada dasarnya adalah pengajaran agama.

6.                  TUJUAN PENDIDIKAN ARTI KHUSUS
Tujuan pendidikan arti khusus mencangkup:  Kesanggupan, pembawaan, usia, dan jenis kelamin anak didik, Lingkungan dan keluarga anak didik., Tujuan kemasyarakatan bagi si anak., Kesanggupan pendidik, Tugas lembaga pendidikan, Tugas bangsa dan manusia dewasa pada waktu dan tempat tertentu.
a.    Taksonomi Bloom
Keseluruhan tujuan pendidikan menurut Benjamin Bloom, dibagi menjadi tiga kawasan atau domain yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kawasan kognitif mencakup kemampuan-kemampuan intelektual mengenai lingkungan. Kawasan kognitif terdiri atas enam macam kemampuan yang secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai yang palin kompleks adalah sebagai berikut:
·            Pengetahuan, kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari.
·            Pemahaman, yaitu  kemampuan menangkap makna atau arti sesuatu hal.
·            Penenrapan, yaitu kemampuan memepergunakan hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi siuas-situasi baru yang nyata.
·            Analisis, yaitu kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat di pahami.
·            Sintesis, yaitu kemampuan memadukan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang utuh.
·            Penilaian, yaitu kemampuan memberikan harga sesuatu hal berdasarkan criteria intern dan kelompok atau kriteria ekstern yang ditetapkan terlebih dahulu.
Kawasan afektif mencakup lima macam kemampuan emosional yang disusun secara hirarkis dari yang paling tidak mengikat sampai yang paling mengikat diri pribadinya, sebagai berikut:
·            Kesadaran, yaitu kemampuan untuk memperlihatkan sesuatu hal.
·            Partisipasi, yaitu kemampuan untuk ikut serta terlibat dalam sesuatu hal.
·            Penghayatan nilai, yaitu kemampuan untuk menerima nilai dan terikat kepadanya.
·            Pengorganisasian nilai, yaitu kemampuan untuk memiliki system nilai dalam dirinya.
·            Karakterisasi diri, yaitu kemampuan untuk memiliki pola hidup dimana system nilai yang terbentuk dalam dirinya mampu mengawasi tingkah lakunya.
Kawasan psikomotor mencakup kemampuan-kemampuan motorik untuk menggiatkan dan mengkoordinsi gerakan. Kawasan psikomotor menurut Harrow:
·            Gerakan reflex, yaitu kemampuan tindakan yang terjadi secara tak sengaja dalam merespon sesuatu perangsang.
·            Gerakan dasar, yaitu kemampuan melakukan pola-pola gerakan yang bersifat pembawaan dan terbentuk dari kombinasi gerakan-gerakan reflex.
·            Kemampuan perceptual, yaitu kemampuan menterjemahkan perangsang yang diterima melalui alat indra menjadi gerakan-gerakan yang tepat.
·            Kemampuan jasmani, yaitu kemampuan dan gerakan dasar yang merupakan inti untuk memperkembangkan gerakan-gerakan yang terlatih.
·            Gerakan-gerakan terlatih, yaitu gerakan-gerakan canggih dengan tingkat kemampuan tertentu.
·            Komunikasi non diskursif, yaitu kemampuan melakukan komunikasi dengan melalui isyarat badan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil pendidikan adalah orang yang telah mengalami peningkatan kualitas kognitif, afektif, dan psikomotor (Redja Mudyohardjo, 1991).
7.                  TUJUAN PENGAJARAN
Tujuan pengajaran diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan guru, sedangkan dewasa ini tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai produk atau hasil yang dicapai oleh siswa. Dengan kata lain, tujuan pengajaran pada waktu yang lalu berpusat pada pendidik. Sedangkan tujuan dewasa ni berpusat pada peserta didik
Dengan berpusatnya tujuan pengajaran pada siswa, keberhasilan proses belajar mengajar lebih banyak dinilai dari seberapa jauh perubahan-perubahan perilaku yang diinginkan telah terjadi pada diri siswa.
Tugas seorang guru tidak berakhir jika siswa-siswanya telah memiliki perilaku-perilaku yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yang telah ditempuh. Disamping itu, tujuan pengajaran yang berpusat pada siswa dirasakan dapat memberikan petunjuk yang terarah bagi perkembangan alat evaluasi, pemilihan materi dan kegiatan belajar mengajar, serta penetapan media dan alat pengajaran.
comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar